Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Jalan Panjang

Gambar
Jalan panjang ini nampak tak berujung Jauh, jauh sekali rasanya Sampai terkadang lelah menapakinya Hingga sering terhenti untuk menghirup udara Jalan panjang ini nampak gelap sekali Tanpa ada penerangan yang temani tiap langkah yang menyusuri Hingga langkah-langkah itu harus menyadari Tak 'kan ada cahaya yang bisa didapati Tanpa usaha pribadi Jalan panjang ini nampak curam Banyak dakian dan turunan Setelah mendaki, maka menurun Setelah mendaki, maka menurun Apakah setelah mendaki lagi akan menurun lagi? Rasanya lelah jika harus temui dakian setelah turunan Dakian lalu turunan, dan terus begitu Tapi tak pun sadari syukur Setiap dakian pasti turunan Kesulitan, lalu kemudahan Dan dakian setelah turunan adalah suatu lukisan Berbagai warna terlukis Dengan tiap dakian Berharaplah, di jalan yang panjang ini Tetap 'kan ada dakian setelah turunan Yakinlah, di jalan yang panjang ini 'Kan ada turunan setelah lelah mendaki

Tak Sampai

Gambar
lukisan sore kotaku, Bengkulu Jauh Tak ada penghubung antara keduanya Sepi Tak ada pembicaraan yang mengaitkan Lepas Tak ada kebahagiaan yang menyatukan Ada Pasti ada saja alasan hujan tak jadi turun Menyebalkan, memang Yah,apalagi yang lebih menyebalkan dari kegagalan sesuatu yang amat ditunggu-tunggu Maka meringislah saja jiwa Tak bernyawa tanpa harapan Yang coba selaraskan dunia Tapi tak mampu lakukan

Tak Mampu

Gambar
garis kecil danau singkarak   Wangi Hujan  Menghujam indra penciumanku Bahagia? Tentu Kenapa? Entahlah Tapi yang aku tau Dengan hujan, udara tak sedap lenyap Hujan menjadi penghapus abadi bagi kebisuan Meramaikan bumi pijakanku  dengan derunya yang menghatam Menjadi kuas yang lukiskan asa tiap waktuku Menjadi kawanan titik air yang setia untukku Meski tak jarang, aku tak ingin menggenggamnya Ah, salah Bukan tak ingin, tapi aku tak mampu menyentuhnya Betapa pun indah dan luar biasanya hujan, tetap tak mampu aku menyentuhnya Apalagi menggemnya Kemarin dan sampai waktu ini Dan mungkin waktu nanti Aku hanya mampu menikmati hujan seperti yang selama ini kurasakan Tanpa mampu aku genggam Lalu kubiarkan datang dan berlalu begitu saja Tak lebih

Aksempat

Gambar
Goresan pena Siti Nabilah Fairuszita      Aku menyesal memilih dan bisa masuk  ke lingkaran yang menurutku hitam. (Yang pasti bukan black hole) Itu adalah akselerasi. Sangat hitam rasanya masuk ke sana. Waktu habis terbuang untuk belajar (benarkah itu terbuang?). Hm, tentu karena waktu bermain dan bersenang-senangku selama SMA hanya untuk belajar. Menyebalkan! Berangkat dari rumah pukul 7 kurang setiap paginya. pulang bisa-bisa magrib, pukul 6 sore. ah! Kapan mainnya? Malam? Jangan tanya. Malam adalah waktu untuk PR, PR, dan PR dan alamatnya adalah begadang! Benar-benar harus menahan diri. Di mana punggung menjadi kutub negatif dan kasur adalah kutub posotifnya. Melawan magnet! Susah sekali itu. Kalau tidak, buku sudah menjadi bantalku di atas meja belajar.       Selain itu, 2 tahun hanya bertemu 19 orang! Temanku hanya 19 orang yang sama selama 2 tahun. Mana gedung tempat berdirinya kelasku berada terasing dari kelas-kelas yan...

Melupa

kau pikir aku peduli? tidak. aku tak pernah peduli iming-iming permen manis, habis heh, kau pikir kau penting? tidak. kau tak pernah ada dalam daftar penting hidupku kau musnah, sudah kau mati tanpaku tanpa sambutan tanganku untuk menolongmu karna aku tak akan menganggapmu sama seperti dulu

lukismu

ambil saja semua! jangan kau sisakan sampah ini dari wajahku tak butuh aku rasa kasihanmu lukis saja sendiri pelangimu jangan ajak aku bersamamu jangan gunakan lagi kuas dariku dan patahkan saja kini kuas itu lalu buang dari hidupmu tanpa kau rangkai kembali jadi satu biarkan aku berlalu tanpa cat minyak milikmu yang selama ini mewarnaiku untuk kau jadikan lukisan kelabu di atas kanvas kemarin kemudian kau bakar hingga akhirnya jadi abu LAGI

lantak

kehilangan kopi dari dalam cangkirnya padahal gula telah menunggu untuk saling melengkapi tak lamat dipandang mata membuat asa yang sungguh tlah mati terkubur masa yang tiada

U C U L

9 mei 2012 Nggak tauu sih apa artinya. Yang pasti mimpi ini terlalu menyita pikiranku pagi tadi.      flashback : on "Ah.. Ucul udah bangun." kataku sembari duduk dari tidurku. "Oh, hehe. Iya, Til." jawabnya asal sambil senyum. ~Aneh~pikirku "Eh, Cul, aku bersihin pipi kamu yang kanan, kok malah pipi kirimu yang pori-porinya melebar yaa??" isengku. "Hah? Serius, Til?" tanya Ucul penasaran. ~Masih aneh~ "Iya, tuh buktinya." tunjukku ke arah pipinya. "Ah, kamu iseng amat, Til."        Bibir Ucul memang tertawa, tapi air mukanya tak bisa menipu. Di balik matanya, tergambar pikulan berat di pundaknya. aku sebagai temannya, masih tak bisa membaca bayangan di balik matanya itu. Cul, ada apa sih???     flashback : off      Ah, mimpi itu bikin pusing aja. Apa sih maksudnya. Penasaran deh! Udah lama nggak ketemu kok malah mimpiin dia begitu..       Akh...

Tetangga Seperti Said bin Ash, Dihargai Berapa???

Gambar
          Memiliki tetangga yang baik dan shalih termasuk variabel kebahagiaan dalam hidup. Itu yang ditegaskan Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya yang berarti kalau kita memiliki tetangga yang baik, Allah SWT akan memuliakan tetangga-tetangganya; melindungi mereka dari keburukan hingga seratus rumah. Maka betapa bahagianya kita jika bertetangga dengan orang yang baik.           Adalah Muhammad bin Jahm. Suatu hari ia hendak menjual rumahnya seharga 100 ribu dirham. Meskipun dengan harga yang cukup mahal, ternyata banyak orang yang tertarik untuk mendapatkannya. Saat mereka berkumpul, Muhammad bin Jahm berkata kepada mereka, "Sekarang kita telah sepakat dengan harga rumah. Namun berapa kalian sanggup membayar untuk tetangga seperti Said bin Ash?"           Mendengar itu, seseorang di antara pembeli bertanya, "Apakah tetangga juga dijual? Kami b...

Mampukah

Terus berlari Mengejar mimpi yang tak pasti yang kini mati     Meski tak tahu itu     Meski tak sadar hal itu     Tetap tinggi tekadku     Tetap kuat kakiku     Menyaring mimpi itu Tak tahulah, semakin aku mengejarnya semakin jauh bayangannya hingga tak tampak di pelupuk mata 2009

S e n d i r i

Terpojok aku di sudut ruangan Sembari menatap suasana kelam Semakin lama semakin dalam Hingga aku pun tak paham   Di sana kurasa dengan jemari   Setangkai mawar sebatang kara   Hingga aku terlelap dalam hati   Lambat laun terbuai mimpi Orang bilang, aku kehilangan tersayang aku menjadi makhluk malang membuatku merasa bimbang akan kehidupan Inilah aku saat ini 2009

Debu

Sinaran mentari cerah Temani setiap langkah Cahayanya panah tak terbelah Buatku makin menjadi gerah Detik waktu terus berlalu Debu-debu bersamaku malu-malu Dekap hatiku Yang kini bawa hawa pilu

AKU (butuh)

Gambar
need Aku butuh matahari tuk sinari siangku Aku butuh rembulan untuk terangi malamku Aku butuh teman dalam kesendirianku Aku butuh sahabat disetiap sedihku Aku bututh ketenangan dalam kegundahanku Aku butuh kebahagiaan dalam kesedihanku Aku butuh kebersamaan dalam kesendirianku Aku butuh kemudahan dalam kesusahanku goresan pena : 23 Februari 2009

Cipratan Hati

Gambar
                                                                                sampai kapan aku membeku                                                                                 dalam dinginnya hatiku s...