Sang Imaji
Simfoni, nggak hanya kamu dapatkan dari musik. Dari alat-alat musik yang berbeda jenis dan dimainkan bersamaan sehingga terdengar alunan nada berirama yang menenangkan jiwa.
Simfoni juga bisa kamu dapatkan dari kehidupanmu sendiri. Setiap rasa yang kamu dapatkan dalam keseharianmu, adalah simfoni terindah yang kamu rasakan. Simfoni yang ada dalam hidupmu tidak akan ada yang menyamainya. Simfoni dalam hidupmu hanya milik kamu sendiri tanpa ada yang merusaknya.
Simfoni indahmu tak hanya terjalin dari senyum dan tawa bahagia dalam detikmu. Namun terjalin pula dari tangis, kecewa, dan amarahmu.
Setiap tetes bulir-bulir dalam tangismu, menyematkan simfoni penghapus sedihmu dengan menghadirkan kelembapan jiwamu. Meski tak ada jemari yang menghapus air matamu, kelembapan jiwamu yang tergambar dari lembabnya wajahmu telah terhapus dan mengering terbawa sepoi-sepoi angin di sekitar tubuhmu.
Pun pada setiap air muka kecewamu, tersimpan salah satu bagian simfoni indahmu. Akan ada jalan terang yang mengubah kecewamu menjadi bahagiamu nanti. Jika tak ada tangan yang menepuk pundakmu dan mengatakan "tenang dan bersabarlah", nanti akan tumbuh bunga-bunga indah di taman tepat di depan matamu saat terpejam. Bunga-bunga itu akan menyebarkan wangi sejuknya dan menampakkan indah kelopaknya hanya untukmu.
Tak beda pula pada membaranya amarahmu kala waktu tak berpihak padamu, menyiratkan api yang menambah terang simfoni hidupmu. Saat tak ada pelukan yang menenangkanmu untuk duduk dan menunduk, akan ada suara yang menyerukanmu untuk duduk dan menunduk, sehingga kau patuh. Suara itupun akan menuntunmu untuk menuju tempat yang damai hingga kau mampu memaafkan dan mampu memulai jalanmu yang baru.
Dan akhirnya, setiap huruf dalam hari-harimu akan memainkan betapa indahnya simfoni dari jalan hidupmu hingga kau mampu menuliskannya tanpa beban dalam buku harianmu. Hingga kau mulai mengimajinasikan bagaimana simfoni hidupmu terlihat berwarna.
Komentar
Posting Komentar