Perjalanan Ahad Kemarin


Ahad, 4 april 2014

Pagi ini kamarku berantakan. Ah! Sudah lama tak ku urus. Aku hanya asik menonton film di depan laptop. Aku sudah tak fokus dengan apa yang ada di sekitarku. Lalu tiba-tiba seorang mbak masuk kamar. “ckckck”, katanya. Ia melihat pakaianku bertebaran dimana-mana. Cucian kemarin yang sudah kering tak kulipat langsung. Tersebar di atas kasur dan  di pojok kamar. Memang sih risih, tapi rasa malas terus menghantui. Malas sekali menyentuh mereka -_-
 
Mbaknya duduk perlahan di sampingku dan akhirnya dinasehati sama mbaknya. Katanya aku akhwat, seorang wanita muslimah. Akhwat itu rapi di luar dan rapi pula kamarnya. Akhwat itu nggak meninggalkan kamar dalam keadaan berantakan. Apalagi nanti ketika sudah menikah seperti mbaknya, mbak Im. Seorang akhwat itu harus tuntas dahulu mengurus dirinya sekarang karena nanti akan mengurus orang lain juga. Pakaian jangan bertumpuk, terlebih lagi pakaian kotor. Pakaian mesti dicuci dan jangan sampai menumpuk semua. Meski aku belum pernah melaundry selama di sini, tapi itu bukan hal baik yang patut di contoh.

Kata mbak Im, kalo sudah menikah, nanti akan mencuci pakaian suami juga. Nah, kita harus menjaga kuantitas mencuci, yakni rajin mencuci. Nah, bukan hanya kuantitas mencuci, tapi juga kualitas mencucinya. Baju kita kan lebih sering kotor karena tuurun ke warga. Ah, aku pusing. Mencuci saja aku belum rajin. Lalu, katanya pakaian yang sudah kering harus disetrika langsung. Atau setidaknya pakaian itu dilipat rapi, tidak sembarangan. Karena, jika pakaian suami yang kusut, maka istri yang akan disalahkan. Yah, menjadi istri itu tidak gampang. Hal-hal kecil harus diperhatikan. Istri harus menyelesaikan urusan pribadi dan juga suami.

Setelah memberi wejangan yang sangat menohok (lebih tepatnya MJJ bangit), mbak Im keluar dari kamarku. Aku memutuskan untuk membereskan kamarku. Aku mulai melipat-lipat dan merapikan seisi kamar. Lalu menyetrika beberapa pasang pakaian dan melipat rapi yang lainnya. Memang banyak sekali yang harus ku rapikan. Lama sekali. Padahal aku sudah ada rencana pergi dan bertemu seseorang. Langsung saja ku sms temanku kalau aku akan datang terlambat dan meminta seorang teman untuk menjemputku pukul 10.

Lalu aku meminjam matic teman yang menjemputku untuk pergi bertemu teman-temanku di sebuah sekolah. Aku segera pergi dan sampailah di Abu Bakar. Ada acara tasyakuran. Menampilkan kreasi atau pentas seni dari beberapa kampus. Meskipun aku terlambat, ternyata kampusku belum tampil dan aku masih bisa menontonnya. Kampusku menampilkan pemutaran video tentang beberapa waktu yang sudah kami laluui bersama. Ah, semua itu tinggal kenangan. Dilanjutkan dengan drama dari KSB (Komunitas Studi Budaya) yang keren banget. Luar biasa. Mereka punya kemampuan yang sangat hebat.

atang UNY >o<
Pukul 13.00 aku menuju DPW karena anak 2012 akhwat sedang berkumpul. Mereka berencana untuk makan siang bersama. Jumlah kami 10 orang dan motornya ada 5. Pas sekali untuk pergi-pergi. Tapi, ada seorang teman yang membawa sepeda (ontel) dan tidak membwa helm. As. Karena perjalanan jauh, jadi kami punya sebuah strategi. Kami bergiliran mengendarai sepeda dan kami tetap mengiri yang membawa sepeda.

Barisan atang :3

Atang goes to Campus ;)
Pertama, Atika membawa sepeda. Lalu bergantian dengan Muthiah, Puthy, Asih, Anggun, dan Ririn. Ah, mereka luar biasa. Kau tahu? Jalanan dari sekitar Abu Bakar ke UNY itu mendaki dan siang itu matahari begitu terik. Panas dan cerah. Tapi begitu pula dengan akhuwah kami. Panas dan cerah. Saling menguatkan, menyayangi, tolong-menolong dan saling mendukung. Kalian akhwat tangguh, ukh ^_^ (kalo kata Uum, atang)

Perjalanan ini mencari makan siang di depan GOR UNY, di SS. Namun sesampainya di sana, ternyata tempatnya penuh. Ah, ternyata Allah  masih punya rencana untuk kami. Akhirnya kami memutuskan untuk makan siang di KJ dan perjalanan dilanjutkan. Kali ini Ririn membawa sepeda itu dan akan dititipkan di IEC. Sebagian langsung ke KJ dan sebagian lain menemaniku. Ya, aku sendirian dengan motor dan akan bersama Ririn ke KJ. Namun, ternyata ada satu hal yang baru disadari. Ban belakang motor yang aku pakai kempes. Subhanallah, kami harus mencari bengkel duluuu...


Berjalan dengan perlahan dan mencari bengkel yang buka. Mulai dari bengkel di perempatan Karang Malang, Bengkel depan FIS, ternyata tutup semua. Akhirnya aku dan Ririn yang masih ditemani Muti dan Asih mencari bengkel lain. Kami memilih mencari bengkel di pinggiran jalan Gejayan. Tapi belum lama jalan, ternyata ada polisi sedang mencegat seorang pengendara motor. Ah, Ririn memilih untuk melipir dan ia berjalan kaki 10, 20 tau 30 meter dari persimpangan. Subhanallah.. (Semangat, Rin! :D)


Akhirnya berjalan lagi dan alhamdulillah ada bengkel di dekat GOR Klebengan. Baru mengisi angin, Anggun datang dan memberitahu kalau KJ tutup dan memutuskan makan di SS dekat DS. Yah, akhirnya perjalanan mencari makan dilanjut. Tak begitu jauh, tapi lumayan juga :O


Tak lama sampailah kami di SS dan keadaannya, penuh! Bingung, diskusi, akhirnya kami memilih untuk ke WI. Dengan perjalanan yang tenang namun sedikit mengerikan karena ada kali besar dan tanpa pelindung jalan yang cukup. Tak lama, tibalah kami di WI dan keadannya, tutup! Ah, ini hari Minggu. Kami lapar! Huaaa... akhirnya kami memilih untuk ke WS saja. Putusan bulat terakhir. 


Perjalanan lanjut. Mungkin karena menahan rasa lapar yang begitu besar, Fikha jatuh (atau menjatuhkan diri ya?) dari motor. MasyaAllah... (Sabar Fik! :D) . Tak lama, sampailah di WS dan alhamdulillah ada meja kosong dan kami bisa makan juga :’) Hiks.. Makan makanan mahal tapi standar cuy!  :D Haha..


Berakhir sore itu dengan makan bersama akhwat tangguh UNY :3. Tapi untukku, Ririn dan Atika, perjalanan masih harus dilanjutkan. Huaaaaaaaaa... Semangat! Kami harus mencari sesuatu yang sudah diamanahkan. Sebenarnya mau berangkat sehabis ashar, tapi sakit kepala melanda kami dan perjalana itu tertunda. Malamnya, kami baru berangkat survey mencari amanah berkeliling kota -_-


Berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, ternyata kami tak bisa memperolehnya. Ah, pegal kaki ini. Pusing kepala ini. Lelah tubuh ini. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Perjalanan pulang berlanjut dan tak lama, kami sampai di rumah tercinta. Cuapeknya :o (Eh, jadinya kapan mau survey lagi ukhti? Waktunya makin mepet nih >_<)


 Tapi rasa capek ku terbayar dengan ukhuwah hari ini.. Uhibbukum, ukhti fillah ....
 <3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Matematika dan Pendidikan Matematika: Jawaban dari soal-soal Filsafat Pendidikan Matematika

Menikah Atika - Wisnu