Energi Cinta (Dunia-Akhirat)

Manusia bertanya pada cinta, "wahai cinta, apakah sebenarnya arti dirimu?"
Cinta menjawab, "Cinta adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab cinta bukan indera, tapi rasa."

"Cinta adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengan-Nya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu."


"Cinta adalah engkau menyimpan segala harapan kepada-Nya dan tidak keada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba."

"Di atas segalanya, Cinta adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan kepada yang lain, selain kepada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci; engkau merasakan segal ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya."

Bertanya lagi, "Bisakah engkau merasakan cinta?"

Sambil berlalu cinta menjawab, "Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah..."
(Karya Agustina S) 

Imam Al Ghazali pernah berkata, "Cinta adalah inti keberagamaan. Ia adalah awal dan juga akhir dari perjalanan kita. Kalaupun ada maqam yang harus dilewati seorang sufi sebelum cinta, maqam itu hanyalah pengantar ke arah cinta, dan bila ada maqam-maqam sesudah cinta, maqam itu adalah akibat dari cinta saja. Cinta kepada Allah ibarat wadah yang berisi air. Kalau kita mau mengisinya dengan madu atau sirup, tentu saja hal itu tidak bisa dilakukan sebelum air itu dikeluarkan. Jadi, kalau masih ada air yang tersisa dalam wadah tersebut, hanya sebagian saja dari madu atau sirup itu yang bisa  diisikan ke wadah.


Dalam surah Al maidah ayat 54 :

"Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki. Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui."


~
Sungguh, cinta ini semakin membesar seiring berjalannya waktu. Seiring hari yang berlalu dan semakin aku mengenal kalian :')
Semoga cinta dan ukhuwah (yang merupakan buah dari iman) terus terjaga dalam Ridho-Nya dan kita saling menjaga, saling mengingatkan..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Matematika dan Pendidikan Matematika: Jawaban dari soal-soal Filsafat Pendidikan Matematika

Perjalanan Ahad Kemarin

Menikah Atika - Wisnu