Aksempat

Goresan pena Siti Nabilah Fairuszita

     Aku menyesal memilih dan bisa masuk  ke lingkaran yang menurutku hitam. (Yang pasti bukan black hole) Itu adalah akselerasi. Sangat hitam rasanya masuk ke sana. Waktu habis terbuang untuk belajar (benarkah itu terbuang?). Hm, tentu karena waktu bermain dan bersenang-senangku selama SMA hanya untuk belajar. Menyebalkan! Berangkat dari rumah pukul 7 kurang setiap paginya. pulang bisa-bisa magrib, pukul 6 sore. ah! Kapan mainnya? Malam? Jangan tanya. Malam adalah waktu untuk PR, PR, dan PR dan alamatnya adalah begadang! Benar-benar harus menahan diri. Di mana punggung menjadi kutub negatif dan kasur adalah kutub posotifnya. Melawan magnet! Susah sekali itu. Kalau tidak, buku sudah menjadi bantalku di atas meja belajar. 
     Selain itu, 2 tahun hanya bertemu 19 orang! Temanku hanya 19 orang yang sama selama 2 tahun. Mana gedung tempat berdirinya kelasku berada terasing dari kelas-kelas yang lain.
Terasing!



#TAPI ITU DULU.

     Kini aku merasa bersyukur dan beruntung masuk sana. Bertemu 19 kepala yang (baru terpikir olehku akhir-akhir ini) luar biasa. Pengalaman yang sangat berharga yang tidak semua orang bisa mendapatkannya (meski sebenarnya aku sama sekali tak belajar untuk test masuk sekolah itu). Aku bangga menjadi satu di antara 20 kepala beruntung yang ada.

gantungan sama ber3
     Aku merasa sangat bahagia bertemu 'ayam' dan 'teten' yang mau berbagi denganku. Makan bakso Ndut yang ada di jalan KZ. Abidin, Prapto dengan porsi yang besar. Mengantar si ayam ke Bank untuk mengambil uang hampir setipa bulan (terang saja karena ayam anak kost). 'Ayam' itu adalah Dhea Agnely. aku memanggilnya ayam karena dia sering memainkan mulutnya sehingga terdengar bunyi seperti anak ayam. Anak kost (yang tentu nggak dodol) ini badannya lebih kecil dariku. Ah, imut sekalli dia. Teten sendiri nama aslinya Tendri Ayu Putri Kahar. Lumayan panjang namanya itu. anaknya cantik. Teten paling pintar di antara aku dan ayam. Orangnya lucu juga. Meski aku sempat heran karena aku dan teten sampai sekarang (saat aku membuat kisah ini), merasa canggung kalau beretemu. Tapi hari-hari bahagia bersama mereka takkan terlupakan meski saat jalan, aku mengendarai motorku dan mereka naik angkot dan baru bertemu di tempat yang kami janjikan. Ironis sekali rasanya. :\ Tapi, aku sangat bahagia. :)

Foto Buku Tahunan Sekolah bersama Babang, Tetend, dan Dodot

Dodot - Ije

Teten - Ije

Dodot - Teten - Ije

nabilah, dhia, aku, weni "pembuatan video klip"
     Kemudian bertemu weni (Harwini), Nabilah (Siti Nabilah Fairuszita) dan Dhia (Dhia Zulfa Hanifah) yang menyemangatiku meski sering cekcok. Weni itu cantik. Suaranya bagus (itu yang buat dia nyanyi duet waktu perpisahan). Weni itu paling suka rebus daun singkong (nggak kaya kambil loh ya). Jadi, aku mesti bawa bekal dengan porsi rebus daun singkong ekstra kalau itu menuku. Terus, aku pernah pinjam gitarnya untuk latihan pensi selama 1,2 bulan. Akhirnya aku bisa mainkan satu lagu buatanku sendiri pake gitar. Tapi sedihnya, aku nggak jadi tampil pake gitar :(. Yah, tak apalah, yang penting kalo ditanya orang, "Kamu bisa main gitar?", aku bisa jawab "bisa satu lagu". Hehe.  Kalo Nabilah itu cewe paling cantik di kelas, haha. Dia putih, tinggi, langsing, (lengkap deh! hehe). Aku sama Nabilah suka nebeng-nebengan kalo pulang sekolah. Kalo aku nggak bawa motor, aku numpang sama dia dan sebaliknya (simbiosis mutualismelah :D). Dhia, orangnya manis. Badannya sedikit berisi kaya aku (peace ya, Dhiaaa^^v). Wah, dia itu ratunya kimia. Kalo ada soal kimia yang nggak kamu ngerti, tanya aja sama dia. InsyaAllah dia bisa. Di aksel, dia masuk 3 besar di semester-semester akhir. Sebelumnya kalo nggak salah 5 besar deh. (maaf ya Dhia kalo salah). Kalo Nabila dan Dhia ini paling seneng kalo aku bawa bekal bacem tempe dan tahu. Saking sukanya si Dhia sampai mau bikin aku jualan bacem di kelas. haha.

weni, wenty, aku, okta "photo box SEMPIT dMemo"
     Lalu bertemu Wenty Arbayeni dan Oktalia Metiarita. Meski terkadang mereka membuatku menjadi orang yang menyebalkan. Wenty itu di panggil oma. Dia lumayan tertualah di kelas soalnya lahir tahun 94. Wenty itu penggila korea. huh, fans berat deh. Apalagi CN Blue, band asal korea. Wenty itu pandai berbicara. Jadi dia bisa jadi pembiacara yang baik saat persentasi. Sedangkan Okta adalah partnerku saat praktek biologi. Bagaimanapun tim praktek biologi, 90% dari praktek yang ada, aku selalu dengannya. (Jodoh kali, di bidang biologi ya). Dia itu kalo buat laporan tugas biologi bisa menyelesaikannya sendiri. Kalo aku mikir enaknya aja, aku bisa santai dan laporan sudah ada di depan mata. (jahat ya?) Oleh karena itu, aku bantu-bantu juga meski tak seberapa, hehe.


ultah 16 fina
     Bertemu Debora Eluisa, Viendri Firhand Nisa, dan Rifka Defriani yang sangat menarik. Debora itu punya rambut yang banyak. haha, tapi penampilannya jadi menarik saat dia memotong rambutnya di kelas 3. Good change! Debora itu hobbinya twitteran. haha. Lalu Viend yang akrab dipanggil teteh. Anaknya Dokter radiologi. Wajahnya manis dengan dagu panjangnya. Dan Rifka. Dia itu ketua kelas yang paling  menyebalkan (kadang-kadang) tapi paling perhatian. Nah, saking besar kepeduliannya itu, semua rapat harus tuntas, meski kadang-kadang suka ngambang (bukan yang di sungai lo), tapi nggak ketemu hasil rapatnya. Tapi, dia itu ketua kelas tersabar dari yang lain. Ada Evni Fina Trihidaini dan Nimas Ayu Lestari Nurjannah. Mereka berdua teman yang sering kutemuui. Kenapa? Karena sejak TK kami satu sekolahan. haha, TKIT Auladuna Kota Bengkulu, SDIT Iqra' 1 Kota Bengkulu, SMPIT Iqra' Kota Bengkulu dan SMAN 2 Kota Bengkulu. Tepatnya AKSEMPAT. Akselerasi angkatan 4.Fina  itu anaknya lucu. Ada-ada aja yang menjadi bahan lawak-annya di kelas, sehingga kelas ramai tawa. Tidak beda juga dengan Nimas. Mereka berdua itu sejoli, lalu dengan Rifka dan Vien.

    Bahagia pula bertemu Hafiz Hadi dan Febrian M. Yusuf yang unik sekali. Sebagai salah satu siswa aksel (yang lebih sering dianggap anak dunia lain oleh siswa lain) mereka berdua aku acungi 4 jempol deh. Anak PALA. Mereka anak pecinta alam yang suka mendaki gunung. Wah, benar-benar bisa memilih waktu yang sangat sulit. Bertemu Mohammad Fadhiel yang terkesan alim, tapi tetap berteman dengan yang lain seperti biasa, apalagi aku sangat berterimakasih atas nasehatnya tentang 'kura-kura' dan 'asing'. Dia adalah orang terpintar di kelas. Sejak awal, dia selalu ranking 1 di kelas. Luar biasa. Jenus sekali otaknya.  Bertemu Muhammad Yogi Akbar, Muhammad Pangeran Riza dan Eko Indra Wijaya. Mereka orang-orang cerdas. Yogi ahli belajar mulok dan TIK. Mpang pintar bahsa inggris. Dia adalah anak debate dalam salah satu pilihan di ekstrakurikuler yang ada. Anak debate harus pintar debat dengan bahasa inggris tentunya. Kalo Eko, dia pintar matematika. Juga masalah elektronik. Turunan Cina yang satu-satunya di kelas ini selalu masuk 3 besar di kelas. Terakhir, Muhammad Wildan. Pria jangkung yang gayanya rada sombong. Tapi itu jadi bahan lawak-annya bersama fina dan nimas. Wildan pintar dalam bidang matematika. Jujur saja, saat aku kelas 6 sd, dia baru kelas 5 dan aku kalah lomba matematika dengannya.


perpisahan 21-4-2012 @gsg
   
Sungguh, 20 kepala luar biasa. :) nggak cukup nulis semuanya di sini. . =D Aku juga nggak pintar menuliskan cerita. Jadi, maaf saja banyak yang kurang nyambung. hehe

AKSEMPAT ~ akselerasi angkatan empat ~ SMAN 2 Kota Bengkulu ~ Smanda Bengkulu ~

Komentar

  1. ehm...am merasa dak pernah belajar wktu sma jhe :(
    hhaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggak pernah belajar? kenapa? 2 tahun terlalu cepat yaa untuk SMA? :D
      (bhs. indonesia mode : on) :P

      Hapus
  2. wah! kak, kemarin aku tes untuk kelas akselerasi SMA dan aku berharap bisa lulus jadi murid aksel.. doain yah, kak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, sebelumnya makasih udah baca ^^ untuk tesnya semoga lulus ya.. :)
      memangnya daftar di SMA mana dek?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Matematika dan Pendidikan Matematika: Jawaban dari soal-soal Filsafat Pendidikan Matematika

Perjalanan Ahad Kemarin

Menikah Atika - Wisnu