Refleksi perkuliahan Pendidikan Pancasila
sebagai jawaban ujian semester 2 :D
Banyak hal baru yang didapatkan ketika
mengikuti perkuliahan Pendidikan Pancasila bersama pak Alif selama satu
semester. Pertama dapat mengetahui secara ‘lebih sadar’ bahwa keadaan Indonesia
tidak sedamai yang dirasakan saat ini. Sangat banyak permasalahan yang sedang
dihadapi Indonesia dan itu berada di berbagai sisi kehidupan negara kita. Mulai
dari dunia politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, kesehatan, sains dan
teknologi, hingga alam. Mulai dari masalah kecil di dalam sebuah pertemanan
atau keluarga hingga masalah yang menyangkut seluruh masyarakat Indonesia dan
bahkan hubungan dengan luar negeri.
Pada kuliah awal, seperti mendapat
sentruman ketika dosen memberi tahu permasalahan yang ada di Indonesia dari
setiap sisi. Bagaimana awal mula permasalahan itu, kejadiannya, hingga penyelesaiannya
yang tak kunjung membuahkan hasil signifikan bagi masyarakat Indonesia. Seperti
permasalah yang berakar pada kebijakan pemerintah yang selama ini seperti
diagungkan oleh berbagai pihak bahkan masyarakat yang sebenarnya merasakan
adanya masalah itu.
Beberapa permasalahan yang baru
benar-benar bisa saya amati setelah mengikuti perkuliahan adalah sebagai
berikut:
1.
Bidang
potilik à
Adanya money politic yang dilakukan
oknum partai tertentu untuk menyukseskan kampanyenya, kemudian melakukan
korupsi setelah mampu duduk di salah satu kursi pemerintahan untuk
mengembalikan semua dana kampanye. Sehingga hal ini merugikan uang rakyat, uang
negara.
2.
Bidang
hukum à Hukum
di Indonesia bergerak seperti pisau. Tumpul di atas dan lancip di bawah. Hukum
yang tidak begitu diterapkan di kalangan atas atau yang memiliki uang. Mereka
mampu memutarbalikkan berbagai hal agar oknum yang melanggar hukum dapat
terbebaskan dari hukuman. Namun hukum akan diterapkan dengan sangat ketat,
bahkan terlewat batas untuk masyarakat bawah atau masyarakat yang tak memiliki
uang. Seperti perbandingan kasus para koruptor yang menyelundupkan uang
milyaran rupiah dihukum lebih ringan atau tidak jauh berbeda dari seorang
masyarakat kecil yang hanya mengambil buah yang tidak seberapa. Ironis.
3.
Bidang
sosial à
Banyaknya spanduk-spanduk yang mempromosikan gemerlap ‘dunia malam’ di sekitar lingkungan
pendidikan, seperti di sekitar kampus. Seharusnya tak pantas dunia pendidikan
disandingkan dengan dunia malam yang bahkan mampu merusak karakter orang-orang
yang menempuh pendidikan.
4.
Bidang
ekonomi à
Semakin menjamurnya supermarket-supermarket dan mall-mall yang semakin menggeser eksistensi pasar rakyat sehingga
penghasilan rakyat pun ikut tergeser ke bawah.
5.
Bidang
pendidikan à
Pelaksanaan UN yang menyamaratakan kualitas daerah kota dan pedesaan. Pemerintah
seperti mengabaikan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara
pendidikan di daerah perkotaan dan daerah pedesaan tau daerah terpencil.
Seperti dari segi sarana dan prasarana, kualitas bangunan, kualitas guru, dan
kemampuan ekonomi.
6.
Bidang
alam à
Perusakan lingkungan yang diakibatkan oleh banyaknya industri-industri asing.
Seperti terjadinya pencemaran air oleh pabrik tertentu sehingga masyarakat
sulit mendapatkan air bersih dan mereka mulai terjangkit berbagai macam
penyakit.
Dari permasalahan-permasalahan di
atas, semuanya saling terkait antara satu sama lain. Seperti permasalahan
terakhir di bidang alam. Adanya pabrik asing sudah merugikan keuntungan negara
Indonesia, kemudian membuat kerusakan alam
yang memberi efek terhadap masyarakat sulit
hidup dengan layak dan terserang berbagai penyakit. Jadi, dari masalalah alam, tersambung dengan masalah
sosial, ekonomi, hingga kesehatan.
Lalu, setelah diamati, baru
benar-benar terbukti bahwa itu berakar dari kebijakan pemerintah. Seperti
permasalahan yang saya kaitkan di atas berawal dari adanya kebijakan pemerintah
untuk kebebasan bagi investor asing di Indonesia. Begitu juga dengan
permasalahan ekonomi berupa terlalu banyaknya supermarket juga berawal dari
adanya kebijakan.
Selain dari isi perkuliahan, metode
perkuliahan juga memberikan ‘pencerahan’. Metode perkuliahan seperti ceramah,
menonton video, dan presentasi lalu diskusi pun saling terkait. Mulai dari
ceramah awal yang menjelaskan apa itu pancasila, lalu ‘membuka mata’ terhadap
sisi lain Indonesia melalui video-video. Kemudian presentasi mengenai
implementasi masing-masing nilai pancasila terhadapa setiap sisi kehidupan di
Indonesia dan mendiskusikan berbagai hal yang didapat. Seperti penjelasan yang
berdasarkan pada pasal-pasal mengenai kesalahan beberapa kebijakan pemerintah.
Kemudian dipertegas lagi dengan pemutaran video baik dari dosen maupun dari
teman-teman mahasiswa saat presentasi menambah keakuratan permasalahan yang
sebelumnya diberi tahu.
Kemudian, setelah membaca artikel
dosen di web, saya tergerak untuk membuat artikel yang serupa. Artikel yang
menguak secara nyata bahwa Indonesia ini sebenarnya mempunyai ‘penyakit kronis’
yang harus diselesaikan bersama-sama dengan cepat. Namun, saya sedikit
kesulitan ketika semua permasalahan itu muncul satu-satu dan akhirnya menumpuk.
Sepertinya hal itu juga yang dirasakan pemerintah. Terlalu banyak permasalah
yang harus diselesaikan sehingga bingung sendiri bagaimana menuntaskan
semuanya.
Saya rasa, pemerintah bisa melakukan
langkah awal dengan membentuk penerus-penerus bangsa yang berkarakter dan
bermoral, yang menguasai bidang yang ditempuhnya masing-masing sehingga dapat
menyelesaikan setiap sisi permasalahan di Indonesia dengan fokus dan tuntas.
Harapan saya, semoga perkuliahan bapak
bisa terus menginspirasi mahasiswa dan mampu membentuk mahasiswa berkarakter
yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini dan menuntaskan permasalahan di
Indonesia.
Semangat
menginspirasi! ^^9
Nama : Atika Izzatul Jannah
NIM : 12301241002
Kelas : Pend. Matematika Subsidi 2012
Mata
Kuliah : Pendidikan Pancasila
Komentar
Posting Komentar