18 Juli 2014
Jum'at ini bertepatan dengan 21 Ramadhan dan memasuki malam ke 22.
Agenda---
Pagi ini agendaku rapat. Ya, mengutamakan rapat daripada aksi palestina.
Maaf.
Terkadang aku bingung.
Terkadang aku berpikir
Aku ingin sekali meninggalkan kegiatan kampus untuk Palestina.
Aku ingin turun ke jalan bersama yang lainnya
Aku ingin bersemangat mengudarakan asma Allah dan menyampaikan keadaan salah satu belahan bumi Allah
Aku ingin bergandeng tangan, merangkul pundak bersama yang lainnya
Tapi
Terkadang aku berpikir
Aku harus mengutamakan hal yang di sini dimana aku menjadi pemeran utamanya
Aku harus melakukan yang terbaik untuk yang di sini
Meski sikapku terkadang keras pada yang lain
Aku berharap itu yang maksimal dariku
(*aku berharap, sifat keras itu bukan akibat dari aku yang kemarin sangat sulit
sulit menerima bahwa aku yang berada pada posisi itu, semoga bukan)
Prioritas
Ah, memang saja
Ini karena fiqh prioritas belum menjadi prioritasku
Ini karena kedangkalan ilmu yang aku miliki
Aku yakin, ketika satu dua tiga orang menanyakan tanggung jawabku akan satu dua tiga hal,
mereka pasti sedang kesal denganku karena bertanya dengan nada yang menurutku cukup menyinggung
Ingin rasanya aku katakan,
"Hei, coba kau jadi aku! Apa yang akan kau lakukan?! Sama sepertiku atau tidak??"
Tapi tidak, seharusnya aku yang harus lebih dahulu berpikir,
"Hei, coba aku jadi dia, apakah kau akan melakukan hal yang sama atau berbeda?!"
Ah, terlalu banyak yang ingin aku katakan
Seharusnya sebanyak itu pula aku harus tabayyunn, harus klarifikasi
Meluruskan setiap apa yang ku ambil
Meluruskan setiap apa yang dia katakan
Meluruskan setiap apa yang mereka lakukan
Aku yang egois ini, tak pantas begini lagi
Aku yang dendam ini, tak pantas seperti ini
Aku yang ini, tak pantas ini
Allah ..
Rabbi..
Inginku
Inginku Lillah...
Inginku semua hal yang kulakukan atas orientasi pada Mu
Inginku semua pilihanku atas kenyataan Kau tujuanku
Inginku semua ini atas ridho Mu
------
Teman, maafkan aku
Maafkan aku yang tak mampu jadi manusia utuh
Maafkan aku yang tak mampu jadi jundi yang patuh
Maafkan aku yang tak mampu jadi teman peneduh
Maafkan aku yang tak mampu
Aku tahu kau kesal, tapi aku egois dulu, bagaimana?
Aku tahu kau sebal, tapi aku egois dulu, bagaimana?
Aku tahu kau marah, tapi aku egois dulu, bagaimana?
Bagaimana pendapatmu, teman?
Agenda---
Pagi ini agendaku rapat. Ya, mengutamakan rapat daripada aksi palestina.
Maaf.
Terkadang aku bingung.
Terkadang aku berpikir
Aku ingin sekali meninggalkan kegiatan kampus untuk Palestina.
Aku ingin turun ke jalan bersama yang lainnya
Aku ingin bersemangat mengudarakan asma Allah dan menyampaikan keadaan salah satu belahan bumi Allah
Aku ingin bergandeng tangan, merangkul pundak bersama yang lainnya
Tapi
Terkadang aku berpikir
Aku harus mengutamakan hal yang di sini dimana aku menjadi pemeran utamanya
Aku harus melakukan yang terbaik untuk yang di sini
Meski sikapku terkadang keras pada yang lain
Aku berharap itu yang maksimal dariku
(*aku berharap, sifat keras itu bukan akibat dari aku yang kemarin sangat sulit
sulit menerima bahwa aku yang berada pada posisi itu, semoga bukan)
Prioritas
Ah, memang saja
Ini karena fiqh prioritas belum menjadi prioritasku
Ini karena kedangkalan ilmu yang aku miliki
Aku yakin, ketika satu dua tiga orang menanyakan tanggung jawabku akan satu dua tiga hal,
mereka pasti sedang kesal denganku karena bertanya dengan nada yang menurutku cukup menyinggung
Ingin rasanya aku katakan,
"Hei, coba kau jadi aku! Apa yang akan kau lakukan?! Sama sepertiku atau tidak??"
Tapi tidak, seharusnya aku yang harus lebih dahulu berpikir,
"Hei, coba aku jadi dia, apakah kau akan melakukan hal yang sama atau berbeda?!"
Ah, terlalu banyak yang ingin aku katakan
Seharusnya sebanyak itu pula aku harus tabayyunn, harus klarifikasi
Meluruskan setiap apa yang ku ambil
Meluruskan setiap apa yang dia katakan
Meluruskan setiap apa yang mereka lakukan
Aku yang egois ini, tak pantas begini lagi
Aku yang dendam ini, tak pantas seperti ini
Aku yang ini, tak pantas ini
Allah ..
Rabbi..
Inginku
Inginku Lillah...
Inginku semua hal yang kulakukan atas orientasi pada Mu
Inginku semua pilihanku atas kenyataan Kau tujuanku
Inginku semua ini atas ridho Mu
------
Teman, maafkan aku
Maafkan aku yang tak mampu jadi manusia utuh
Maafkan aku yang tak mampu jadi jundi yang patuh
Maafkan aku yang tak mampu jadi teman peneduh
Maafkan aku yang tak mampu
Aku tahu kau kesal, tapi aku egois dulu, bagaimana?
Aku tahu kau sebal, tapi aku egois dulu, bagaimana?
Aku tahu kau marah, tapi aku egois dulu, bagaimana?
Bagaimana pendapatmu, teman?
Komentar
Posting Komentar