Yang Terlupa
Bismillaah...
Boleh cerita? | Ya boleh lah, kan akunmu -_-
Banyak, jujur aja banyak yang mau disampaikan.
Banyak, jujur aja banyak yang mau dilakukan.
Banyak, jujur aja banyak yang udah direncanakan.
Banyak, jujur aja banyak yang udah dipikirkan.
Banyak, jujur aja, semuanya itu BANYAK SEKALI.
:'(
Kali ini, hanya mengungkapkan betapa banyak yang sudah diabaikan. Betapa banyak yang sudah dibiarkan berlalu. Betapa banyak yang sudah dibiarkan tersakiti hatinya. Berapa yang sudah dibiarkan teriris perasaannya. Betapa banyak yang sudah dibiarkan kecewa.
Ku pikir, meninggalkan banyak untuk satu hal itu benar. Ketika satu itu adalah sesuatu yang ku pikir tak akan terulang. Aku akan mendahuluinya dibanding yang lain.
Ku pikir, memilih satu dan membiarkan yang lain itu benar. Ketika yang lain itu adalah sesuatu yang ada di seberang sana. Aku akan menjadikannya yang kesekian.
Tapi, ku pikir aku salah.
Aku memilih satu, hanya satu. Itu salah.
Sudah masa lalu, keputusanku untuk menerima yang lain itu, menggenggam pula yang banyak itu. Tidak hanya satu.
Jadi, seperti yang seorang saudara pernah katakan dan aku mengambil penjabarannya sendiri :
"Ketika kamu memiliki satu cinta, dan sekarang kamu memiliki banyak hal yang kamu cintai, maka yang harus kamu lakukan bukan membagi cinta yang satu itu sehingga yang lainnya hanya mendapat serpihannya saja. Tetapi, kamu harus melipatgandakannya, membuatnya menjadi tiga, empat, lima, enam, atau sebanyak hal apa saja yang harus kamu cintai."
^_^
Ah, kini, aku akan memulainya. Meski baru memperbesar serpihan yang satu itu, aku harap yang lainnya akan mengerti. Hati ini masih berat, jiwa ini masih tak kuat. Maafkan segala yang pernah terluka. Maafkan segala yang pernah terabaikan.
<3
Untukmu, Umi dan Abi, serta saudara saudariku.
Untukmu, guru dan teman sekolah lalu.
Untukmu, teman semasa alay menjadi maba MIPA.
Untukmu yang sudah menjemputku, mengantarku, dan membawaku ke dalam dunia penuh perjuangan di kampus.
Untukmu yang menjadi pelengkap lingkaran kecil ilmuku.
Untukmu, semua yang tak mampu tersebut dan bahkan terlupa olehku.
Untukmu, Palestina.
Untukmu, Indonesia.
Untukmu, bumi Allah yang akan membawa kita menuju Ridho-Nya.
Aamiin :')
Boleh cerita? | Ya boleh lah, kan akunmu -_-
Banyak, jujur aja banyak yang mau disampaikan.
Banyak, jujur aja banyak yang mau dilakukan.
Banyak, jujur aja banyak yang udah direncanakan.
Banyak, jujur aja banyak yang udah dipikirkan.
Banyak, jujur aja, semuanya itu BANYAK SEKALI.
:'(
Kali ini, hanya mengungkapkan betapa banyak yang sudah diabaikan. Betapa banyak yang sudah dibiarkan berlalu. Betapa banyak yang sudah dibiarkan tersakiti hatinya. Berapa yang sudah dibiarkan teriris perasaannya. Betapa banyak yang sudah dibiarkan kecewa.
Ku pikir, meninggalkan banyak untuk satu hal itu benar. Ketika satu itu adalah sesuatu yang ku pikir tak akan terulang. Aku akan mendahuluinya dibanding yang lain.
Ku pikir, memilih satu dan membiarkan yang lain itu benar. Ketika yang lain itu adalah sesuatu yang ada di seberang sana. Aku akan menjadikannya yang kesekian.
Tapi, ku pikir aku salah.
Aku memilih satu, hanya satu. Itu salah.
Sudah masa lalu, keputusanku untuk menerima yang lain itu, menggenggam pula yang banyak itu. Tidak hanya satu.
Jadi, seperti yang seorang saudara pernah katakan dan aku mengambil penjabarannya sendiri :
"Ketika kamu memiliki satu cinta, dan sekarang kamu memiliki banyak hal yang kamu cintai, maka yang harus kamu lakukan bukan membagi cinta yang satu itu sehingga yang lainnya hanya mendapat serpihannya saja. Tetapi, kamu harus melipatgandakannya, membuatnya menjadi tiga, empat, lima, enam, atau sebanyak hal apa saja yang harus kamu cintai."
^_^
Ah, kini, aku akan memulainya. Meski baru memperbesar serpihan yang satu itu, aku harap yang lainnya akan mengerti. Hati ini masih berat, jiwa ini masih tak kuat. Maafkan segala yang pernah terluka. Maafkan segala yang pernah terabaikan.
<3
Untukmu, Umi dan Abi, serta saudara saudariku.
Untukmu, guru dan teman sekolah lalu.
Untukmu, teman semasa alay menjadi maba MIPA.
Untukmu yang sudah menjemputku, mengantarku, dan membawaku ke dalam dunia penuh perjuangan di kampus.
Untukmu yang menjadi pelengkap lingkaran kecil ilmuku.
Untukmu, semua yang tak mampu tersebut dan bahkan terlupa olehku.
Untukmu, Palestina.
Untukmu, Indonesia.
Untukmu, bumi Allah yang akan membawa kita menuju Ridho-Nya.
Aamiin :')
Komentar
Posting Komentar